Senin, 30 Desember 2013

MAKALAH AZAZ-AZAZ DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI


Oleh; Nur Inayah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pengantar Antropologi adalah mata pelajaran inti dan penting di pendidikan jurusan IPS. Salah satu yang di bahas adalah Etnografi. Dalam satu pembahasan terdapat beberapa bab. Bab yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah Azas-azas dan ruang lingkup ilmu antropologi.
Azas-azas dalam pengertian Antropologi merupakan bagian-bagian dalam Antropologi. Ruang lingkup Antropologi adalah ilmu antropologi yang membahas keadaan sekitar tentang kebudayaan kehidupan manusia masa lulu maupun masa sekarang.

1.2       Tujuan Penulisan
·     Memahami azas-azas dan ruang lingkup ilmu antropologi
·     Dapat mengetahui ilmu-ilmu bagian dari antropologi
·     Mengetahui hubungan antara antropologi dan ilmu-ilmu lain.


BAB II
       PEMBAHASAN

2.1 FASE-FASE PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI
Fase pertama (sebelum 1800). Suku-suku bangsa penduduk pribumi Afrika, Asia, dan Amerika mulai didatangi oleh orang Eropa barat sejak akhir abad ke-15. Bersamaan dengan perkembangan itu mulai terkumpul suatu himpunan besar dari buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya, buah tangan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani, penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintah jajahan.
      Fase kedua (kira-kira pertengahan abad ke-19). Pada pertengahan abad   ke-19 waktu timbul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi tersebut berdasarkan cara berfikir efolusi masyarakat. Semua bentuk masyarakat dan kebudayaan dari bangsa-bangsa di luar Eropa, yang oleh orang Eropa di sebut premitif, dianggap sebagai contoh-contoh dari tingkat-tingkat kebudayaan yang lebih rendah, yang masih hidup sampai sekarang sebagai sisa-sisa dari kebudayaan-kebudayaan manusia jaman dahulu.
Fase ketiga (permulaan abad ke-20). Waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsa-bangsa terjajah diluar Eropa, maka ilmu Antropologi sebagai suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah-daerah di luar Eropa itu, menjadi sangat penting. Dalam fase ini ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dan tujuanya dapat di rumuskan sebagai berikut: Mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintahan colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
Fase keempat (Sesudah kira-kira 1930). Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembanganya yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya.
Adapun warisan dari fase-fase perkembangan semula, yaitu pertama, kedua, ketiga, berupa bahan Etnografi dan banyak metode ilmiah.

2.2 ANTROPOLOGI MASA KINI
Aliran dalam Antropologi dapat digolongkan berdasarkan atas berbagai universitas beberapa Negara dimana ilmu antropologi berkembang yaitu terutama di Amerika Serikat, Eropa tengah, Eropa utara , Unisoviet dan Negara-negara yang sedang berkembang.
      Di Amerika Serikat ilmu Antopologi telah memakai dan mengintragasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dan fasenya yang pertama, kedua, dan ketiga ditambah dengan berbagai spesialisasi yang telah dikembangkan khusus untuk mencapai pengertian tentang dasar-dasar dari aneka warna bentuk masyarakat dan kebudayaan manusia yang tampak pada masa sekarang ini.
      Di Inggris serta Negara-negara yang ada di bawah pengaruhnya, seperti Australia, ilmu Antropologi dalam fase perkembanganya yang ketiga masih dilakukan, tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris, maka sifat dari ilmu antropologi tentu juga berubah.
      Di Eropa tengah seperti Jerman, Australia dan Swis, hingga hanya kira-kira 15 tahun yang lalu ilmu antropologi di sana masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa .
      Di Eropa utara, di Negara-negara skndinavia, ilmu antropologi untuk sebagian bersifat akademikal seperti di Jerman dan Austria.
      Uni soviet ilmu Antropologi tidak banyak dikenal di pusat-pusat ilmiahlain di dunia, karena Uni soviet hingga kira-kira sekitar tahun 1960 memeng   seolah –olah mengisolasikan diri dari dunia lainya.

2.3ILMU-ILMU BAGIAN DARI ANTROPOLOGI
Lima Ilmu Bagian.Di universitas-universitas di Amerika Serikat, di mana antropologi telah mencapai suatu perkembangan yang luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian khusus. Berhubungan dengan penkhususan ke dalam lima lapangan tersebut, ilmu antropolgi mengenal juga ilmu-ilmu bagian, yaitu:
1.      Paleo-antropologi
2.      Antropologi fisik 
3.      Etnolinguistik
4.      Prehistori
5.      Etnologi

Spesialisasi Antropologi. Pengkhususan penelitian antropologi terhadap masalah-masalah praktis dalam masyarakat, berkembang belum lama waktu yang lalu. Walaupun hasil-hasil penelitian ilmu antropologi seharusnya sudah sejak lama diterapkan oleh para ahli administrasi Eropa Barat, untuk masalah praktis, memerintah wilayah-wilayah jajahannya di Asia, Afrika dan Osenia, tetapi sub-ilmu antropologi pembangunan masyarakat yang dikembangkan secara sadar baru timbul bahkan lebih kemudian dari ilmu etnopsikologi.
            Walaupun demikian, lain-lain spesialisasi antropologi baru berkembang pesat setelah Perang Dunia ke II, dalam hubungan dengan masalah pembangunan dalam negara-negara yang sedang berkembang. Di samping itu timbul beberapa spesialisasi antropologi lain, yaitu antropologi pembangunan atau development anthropology yang menggunakan metode-metode, konsep-konsep dan teori-teori antropologi untuk mempelajari soal-soal yang bersangkutan dengan pembangunan masyarakat desa, masalah sikap petani terhadap teknologi baru, dan sebagainya.
            Masih dalam rangka pembangunan masyarakat desa, para ahli antropologi sering diminta oleh para dokter ahli gizi, untuk membantu mereka dalam hal meneliti atau memberi data mengenai masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan-kebiasaan dan pantangan-pantangan makan, dan sebagainya.
            Para ahli antropologi kesehatan kini juga dikerahkan dalam beberapa negara dengan suatu laju kenaikan penduduk yang pesat, untuk bersama dengan para dokter dan para ahli demografi ( ilmu penduduk ) meneliti dan memecahkan masalah keluarga berencana. Ilmu antropologi yang tidak ketinggalan dalam penelitian-penelitian itu, telah mengembangkan dengan sangat pesat suatu spesialisasi baru, yaitu antropologi penduduk atau population anthropolgy.
            Suatu spesialisasi yang paling baru dalam antropologi, yaitu sub-ilmu antropologi untuk psikiatri. Timbulnya sub-sub-ilmu antropologi spesialisasi membuka kesempatan berkembangnya profesi-profesi baru untuk para ahli antropologi, di luar profesi di perguruan atau dalam penelitian, yaitu profesi konsultan dalam pemerintah daerah maupun nasional, dalam pusat-pusat kesehatan di tingkat propinsi, dan dalam klinik psikiatri.

2.4  HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN SOSIOLOGI
          Persamaan dan Perbedaan Antara Kedua Ilmu. Ditinjau sepintas lalu, maka seolah-olah tidak ada perbedaan antara sub-ilmu antropologi yang baru tersebut di atas, yaitu antropologi sosial dengan suatu ilmu lain yang sebutannya telah lama dikenal umum, yaitu sosiologi.
            Ilmu antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur persamaan di bidang aneka warna beribu-ribu masyarakat dan kebudayaan manusia di muka bumi ini, dengan tujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya. Sebaliknya, kalau ditinjau lebih khusus, akan tampak beberapa perbedaan, yaitu :
1)       Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-mula dan sejarah perkembangan yang berbeda
2)      Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu
3)      Asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing

Adapun ketiga perbedaan tersebut di atas akan kita tinjau lebih mendalam seperti berikut :
Sejarah Perkembangan Sosiologi
Pada mulanya ilmu sosiologi hanya merupakan bagian dari ilmu filsafat. Para ahli filsafat yang
menganalisa segala hal yang ada dalam alam sekelilingnya, juga tidak lupa memikirkan tentang hal masyarakatnya. Apabila dalam filsafat sosial berbagai macam pemikiran tentang masyarakat manusia manusia masih dapat diklasifikasikan sejajar dengan adanya aliran-aliran filsafat yang besar di dunia Eropa Barat, ketika ilmu sosiologi memisahkan diri sebagai ilmu khusus, hal itu menjadi sukar.

Pokok Ilmiah Dari Antropologi Sosial Dan Sosiologi
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu itu sejak mulanya hingga sekarang masih terutama tertuju kepada obyek-obyek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup diluar lingkungan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika Modern. Sebaliknya, sejarah perkembangan ilmu sosiologi menyebabkan bahwa ilmu itu sejak mula hingga sekarang tertuju kepada obyek-obyek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika

Metode Ilmiah Dari Antropologi Sosial Dan Sosiologi
Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal menghadapi aneka warna ( diversitas ) yang besar antara beribu-ribu kebudayaan dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh muka bumi, dan ini menyebabkan berkembangnya berbagai metode mengumpulkan bahan yang khusus ke dalam, yang kualitatif serta berbagai metode pengolahan dan analisa yang bersifat membandingkan yang komparatif.
Sosiologi lebih banyak berpengalaman dalam hal meneliti gejala masyarakat kekotaan yang kompleks dan kurang memperhatikan sifat  aneka warna dari hidup masyarakat dan kebudayaan manusia yang menjangkau seluruh dunia.

2.5  HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN
            Antropologi perlu bantuan ilmu-ilmu lain, dan sebaliknya ilmu-ilmu lain itu masing-masing juga memerlukan bantuan antropologi. Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting di antaranya adalah :
1.      Ilmu geologi
2.      Ilmu paleontologi
3.      Ilmu anatomi
4.      Ilmu kesehatan masyarakat
5.      Ilmu psikiatri
6.      Ilmu linguistik
7.      Ilmu arkeologi
8.      Ilmu sejarah
9.      Ilmu geografi
10.  Ilmu ekonomi
11.  Ilmu hukum adat
12.  Ilmu administrasi
13.  Ilmu politik

Hubungan Antara Ilmu Geologi dan Antropologi
Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu paleo-antropologi dan prehistori untuk menetapkan umur relatif dari fosil-fosil makhlukn primat dan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, serta artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisan bumi.

Hubungan Antara Ilmu Paleontologi dan Antropologi
Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk dari kala-kala dahulu untuk membuat suatu rekonstruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk makhluk dari kala-kala dahulu hingga sekarang, tentu juga sangat diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori.
Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi
Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi
Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi
Hubungan antara ilmu linguistic dan antrpologi

Hubungan antara ilmu arkeologi dan antropologi
Hubungan antara ilmu sejarah dan antropologi
Hubungan antara ilmu geografi dan antropologi
Hubungan antara ilmu ekonomi dan antropologi
Hubungan antara ilmu hokum adat Indonesia dan antropologi
Hubungan antara ilmu administrasi dan antropologi
Hubungan antara ilmu politik dan antropolog

2.6  METODE ILMIAH DARI ANTROPOLOGI
1.   Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai oleh para sarjana ilmu yang bersangkutan melalui tiga tingkat, yaitu:24
1)   Pengumpulan data
2)   Penentuan ciri – ciri umum dan istem
3)   Verivikasi
Untuk antropolgi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Padahal umumnya, metode – metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan dapat digolongkan kedalam tiga golongan dan masing – masing mempunyai perbedaan pokok,yaitu:
1)      Penelitian di lapangan
2)      Penelitian di laboratorium
3)      Penelitian dalam perpustakaan
Dalam penelitian di lapangan, peneliti dating sendiri dan menceburkan diri dalam suatu masyarakat untuk mendapat keterangan tentang gejala kehidupan manusia dalam masyarakat itu. Metode – metode itu terutama berupa metode wawancara dan catatan hasil (field notes). Bahan nyata yang tercatat dalam bentuk field notes harus diolah menjadi suatu karangan deskripsi. Dengan peristiwa – peristiwa nyata yang tercatat dalam field notes-nya, telah terjadi jarak yang disebabkan karena peneliti telah melakukan abstraksi.
  
2.   Penentuan Ciri – ciri Umum dan Sistem
Proses berpikir secara ilmiah pada tahap ini, menimbulkan metode – metode yang hendak mencari ciri – ciri yang  sama dan umum, di antara
Beragam fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia.
  Untuk mencari ciri – ciri umum di antara beragam fakta masyarakat tersebut digunakan berbagai metode perbandingan (metode komparatif). Metode komparatif biasanya dimulai dengan metode klasifikasi.
          Dalam ilmu – ilmu alam, penentuan ciri – ciri umum dan system dalam fakta – fakta alam dilakukan dengan cara mencari perumusan – perumusan yang menyatakan berbagai macam hubungan yaitu hubungan kovariabel (artinya, kalau suatu fakta berubah dengan cara yang tertentu, maka fakta – fakta lain yang berkaitan dengan itu berubah juga), atau hubungan itu mungkin hubungan sebab – akibat (artinya suatu fakta menyebabkan timbulnya berubahnya, atau hilangnya suatu fakta yang lain).
     Pada abad ke-19 pernah ada para sarjana yang menganut anggapan sebaliknya yaitu bahwa ilmu – ilmu sosial itu dapat merumuskan kaidah – kaidah mengenai semua gejala kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia, tetapi sekarang anggapan seperti itu telah berkurang didunia ilmiah.

3.Verifikasi
    Ilmu antropologi yang lebih banyak mengandung pengetahuan berdasarkan “pengertian” daripada pengetahuan berdasarkan kaidah, mempergunakan metode – metode verifikasi bersifat kualitatif. Lawan dari metode – metode kualitatif, yaitu metode kuantitatif, mencoba menguji kebenaran dari “pengertian” dan kaidah – kaidah itu dengan mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mengenai kejadian dan gejala – sosial – budaya yang menunjukkan asas – asas persamaan.


2.7 Tenaga Sarjana, Lembaga, Majalah, dan Prasarana Ilmu Antropologi
1.                  Kehidupan Ilmiah
Suatu cabang ilmu pengetahuan dikatakan hidup apabila para ahli di bidangnya melakukan kegitan – kegiatan penelitian untuk memecahkan berbagai macam masalah ilmiahnya. Dengan demikian para ahli lain dapat memeriksa kebenaran hasil –hasil itu, atau dapat memakainya sebagai landasan untuk mengembangkan persoalan – persoalan dan penelitian – penelitian lebih lanjut.

2.   Para Tokoh Antropologi
Pada fase pertama perkembangannya, antropologi belum memiliki tokoh – tokoh ahli. Para tokoh antropologi dari fase kedua merupakan tokoh – tokoh ahli ilmu antropologi. Pada waktu itu juga ada ahli antropologi yang terpengaruh oleh teori evolusi masyarakat, tetapi mereka lebih tertarik akan masalah sejarah penyebaran kebudayaan suku bangsa diseluruh muka bumi dari satu benua ke benua yang lain.27 Para tokoh antropologi dalam fase perkembangan ketiga terutama berasal dari negara - negara yang mempunyai tanah jajahan. Para tokoh antropologi dalam faseperkembangannya yang keempat, pada mulanya berasal dari Amerika Serikat.

3.   Lembaga – lembaga dan Majalah – majalah Antropologi
Salah satu majalah antropologi yang paling penting dan perlu dimiliki oleh tiap ahli antropologi yang paling penting dan perlu dimiliki oleh tiap ahli antropologi atau tiap orang yang mau menjadi ahli antropologi adalahCurrent Anthropology, diterbitkan oleh University of Chicago Press.

Amerika adalah Negara yang mempunyai lembaga, organisasi, dan perkumpulan antropologi yang terbanyak jumlahnya. Tiga penting diantaranya:
1)   American Anthropological Association
2)   American Association of Physical Anthropology
3)   Instituteof Human Relations
Lembaga – lembaga antropologi dari negara Inggris amat penting untuk kemajuan ilmu antropologi pada umumnya, karena lembaga – lembaga tersebut menerbitkan majalah – majalah ternama, yaitu:
1)   Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland
2)   International Africa Institute

Dalam kalangan ilmu antropologi majalah –majalah yang diterbitkan di Australia atau New Zealand juga penting:
1)   Australian National Research Council. Lembaga ini menerbitkan sebuah majalah antropologi, Ocenia.
2)   Polynesian Society. Menebitkan sebuah majalah ilmiah yang selalu memuat karangan – karangan dalam antropologi, yaituJournal of the Polynesian Society.

Negara Jerman, Australia, dan Swiss juga merupakan negara – negara dimana terdapat lembaga – lembaga antropologi yang selain mengasuh suatu majalah ilmiah, juga telah berjasa dalam hal membiayai ekspedisi – ekspedisi ilmiah ke berbagai daerah di muka bumi, yaitu:

1)    Deutsche Gesellschaft fur Volkerkunde di Brauns – schweig, menerbitkan majalah Zeitchrift for Ethnologie.
2)    Frobenius Institut di Frankfurt, menerbitkan majalah antropologi bernama Paideuma, Mitteilungen zur Kulturkunde.
3)    Anthropos Institut di Freibourg, mengasuh majalah antropologi bernama Anthropos.
Selain lembaga – lembaga tersebut tersebut di atas masih ada beberapa lembaga ilmiah di negera lain yang juga sangat penting kegiatan penelitiannya di bidang antropologi di negara- negara yang bersangkutan masing – masing, yaitu:
1)    L’Insitut d’Ethnologie di Paris.
2)    Miklukho-Maklai Institute of Ethography di Uni Soviet.
3)    Institute Nacional de An thropologie e Historia di Meksiko.

4.   Kamus dan Atlas Antropologi
Dalam ilmu antropologi, selain ada sebuah kamus kecil yang disusun oleh C. Winick, berjudul Dictionary of  Anthropology (1958) disusun pula dua buah kamus antropologi yang besar, yaitu: kamus umum berjudul Dictionary of Anthropology yang disusun W.H Lindig, sedang satunya lagi sebuah kamus khusus mengenai istilah – istilah ilmiah dalam enam bahasa (Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Jepang, dan Rusia) berjudulMultilingual Glossary of Anthropological Terms disusun oleh suatu tim ahli antropologi dibawah redaktur G. Mostny.
      Dalam kepustakaan ilmu antropologi memang ada sebuah tua susuna G. Gerland, berjudul Atlas der Volkerkunde (Atlas Ilmu bangsa – bangsa ) yang terbit tahun 1892. Atlas itu sekarang sudah menjadi buku antik yang sulit didapat.
      Atlas – atlas yang lebih muda usianya adalah yang disusun oleh seorang ahli geografi Jerman, H. Bernetzik, berjudul Die Grosse Volkerkunde, terbitan 1930. Sebuah atlas kecil berjudul An Ethno- Atlas diterbitkan oleh R.F. Spencer tahun 1956, sedang pengarang buku ini pernah juga menyusun sebuah Atlas Ethnografi Sedunia (1968) dalam bahasa Indonesia.  



BAB III
KESIMPULAN


2.4 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Fase-fase perkembangan ilmu antropologi ada empat, kemudian terdapat pula lima ilmu bagian dari antropologi yaitu: paleo-antropologi, Antropologi fisik, Etnolinguistik, Prehistori, Etnologi.

Ilmu Antropologi tidak hanya berhubungan dengan sosiologi tetepi antropologi juga berhubungan dengan ilmu Geologi, Paleontologi, Anatomi, Kesehatan Masyarakat, Pskiatri, Linguistik, Arkeologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Hukum adat, Administrasi dan politik.


DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat.1990.Pengantar  Ilmu Antropologi,Jakarta:Rineka cipta.

untuk file  dalam bentukpowerpoint dapat didownload disini