Oleh; Nur Inayah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengantar Antropologi adalah
mata pelajaran inti dan penting di pendidikan jurusan IPS. Salah satu yang di
bahas adalah Etnografi. Dalam satu pembahasan terdapat beberapa bab. Bab yang
akan kita bahas dalam makalah ini adalah Azas-azas dan ruang lingkup ilmu
antropologi.
Azas-azas dalam pengertian
Antropologi merupakan bagian-bagian dalam Antropologi. Ruang lingkup
Antropologi adalah ilmu antropologi yang membahas keadaan sekitar tentang
kebudayaan kehidupan manusia masa lulu maupun masa sekarang.
1.2 Tujuan Penulisan
· Memahami azas-azas dan ruang lingkup ilmu
antropologi
· Dapat mengetahui ilmu-ilmu bagian dari
antropologi
· Mengetahui hubungan antara antropologi dan
ilmu-ilmu lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FASE-FASE PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI
Fase pertama (sebelum 1800). Suku-suku bangsa penduduk pribumi Afrika,
Asia, dan Amerika mulai didatangi oleh orang Eropa barat sejak akhir abad
ke-15. Bersamaan dengan perkembangan itu mulai terkumpul suatu himpunan besar
dari buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya, buah tangan para
musafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani, penerjemah kitab injil, dan
pegawai pemerintah jajahan.
Fase kedua (kira-kira pertengahan
abad ke-19). Pada pertengahan abad ke-19 waktu timbul
karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi tersebut berdasarkan cara
berfikir efolusi masyarakat. Semua bentuk masyarakat dan kebudayaan dari
bangsa-bangsa di luar Eropa, yang oleh orang Eropa di sebut premitif, dianggap sebagai
contoh-contoh dari tingkat-tingkat kebudayaan yang lebih rendah, yang masih
hidup sampai sekarang sebagai sisa-sisa dari kebudayaan-kebudayaan manusia
jaman dahulu.
Fase ketiga (permulaan abad ke-20). Waktu itu mulai berhadapan langsung
dengan bangsa-bangsa terjajah diluar Eropa, maka ilmu Antropologi sebagai suatu
ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah-daerah di luar Eropa itu,
menjadi sangat penting. Dalam fase ini ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang
praktis dan tujuanya dapat di rumuskan sebagai berikut: Mempelajari masyarakat
dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintahan
colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang
kompleks.
Fase keempat (Sesudah kira-kira 1930). Dalam fase ini ilmu antropologi
mengalami masa perkembanganya yang paling luas, baik mengenai bertambahnya
bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari
metode-metode ilmiahnya.
Adapun warisan dari fase-fase perkembangan semula, yaitu pertama, kedua,
ketiga, berupa bahan Etnografi dan banyak metode ilmiah.
2.2 ANTROPOLOGI
MASA KINI
Aliran dalam Antropologi dapat digolongkan berdasarkan atas berbagai
universitas beberapa Negara dimana ilmu antropologi berkembang yaitu terutama
di Amerika Serikat, Eropa tengah, Eropa utara , Unisoviet dan Negara-negara
yang sedang berkembang.
Di
Amerika Serikat ilmu Antopologi telah memakai dan mengintragasikan seluruh
warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dan fasenya yang pertama, kedua,
dan ketiga ditambah dengan berbagai spesialisasi yang telah dikembangkan khusus
untuk mencapai pengertian tentang dasar-dasar dari aneka warna bentuk
masyarakat dan kebudayaan manusia yang tampak pada masa sekarang ini.
Di
Inggris serta Negara-negara yang ada di bawah pengaruhnya, seperti Australia,
ilmu Antropologi dalam fase perkembanganya yang ketiga masih dilakukan, tetapi
dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris, maka sifat dari ilmu
antropologi tentu juga berubah.
Di
Eropa tengah seperti Jerman, Australia dan Swis, hingga hanya kira-kira 15
tahun yang lalu ilmu antropologi di sana masih bertujuan mempelajari
bangsa-bangsa di luar Eropa .
Di
Eropa utara, di Negara-negara skndinavia, ilmu antropologi untuk sebagian
bersifat akademikal seperti di Jerman dan Austria.
Uni
soviet ilmu Antropologi tidak banyak dikenal di pusat-pusat ilmiahlain di
dunia, karena Uni soviet hingga kira-kira sekitar tahun 1960 memeng seolah
–olah mengisolasikan diri dari dunia lainya.
2.3ILMU-ILMU
BAGIAN DARI ANTROPOLOGI
Lima Ilmu Bagian.Di universitas-universitas di Amerika Serikat, di mana
antropologi telah mencapai suatu perkembangan yang luas, ruang lingkup dan
batas lapangan perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling
sedikit lima masalah penelitian khusus. Berhubungan dengan penkhususan ke dalam
lima lapangan tersebut, ilmu antropolgi mengenal juga ilmu-ilmu bagian, yaitu:
1. Paleo-antropologi
2. Antropologi fisik
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi
Spesialisasi Antropologi. Pengkhususan penelitian antropologi
terhadap masalah-masalah praktis dalam masyarakat, berkembang belum lama waktu
yang lalu. Walaupun hasil-hasil penelitian ilmu antropologi seharusnya sudah
sejak lama diterapkan oleh para ahli administrasi Eropa Barat, untuk masalah
praktis, memerintah wilayah-wilayah jajahannya di Asia, Afrika dan Osenia,
tetapi sub-ilmu antropologi pembangunan masyarakat yang dikembangkan secara
sadar baru timbul bahkan lebih kemudian dari ilmu etnopsikologi.
Walaupun
demikian, lain-lain spesialisasi antropologi baru berkembang pesat setelah
Perang Dunia ke II, dalam hubungan dengan masalah pembangunan dalam
negara-negara yang sedang berkembang. Di samping itu timbul beberapa
spesialisasi antropologi lain, yaitu antropologi pembangunan atau development
anthropology yang menggunakan metode-metode, konsep-konsep dan teori-teori
antropologi untuk mempelajari soal-soal yang bersangkutan dengan pembangunan
masyarakat desa, masalah sikap petani terhadap teknologi baru, dan sebagainya.
Masih
dalam rangka pembangunan masyarakat desa, para ahli antropologi sering diminta
oleh para dokter ahli gizi, untuk membantu mereka dalam hal meneliti atau
memberi data mengenai masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang
kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional,
terhadap kebiasaan-kebiasaan dan pantangan-pantangan makan, dan sebagainya.
Para
ahli antropologi kesehatan kini juga dikerahkan dalam beberapa negara dengan
suatu laju kenaikan penduduk yang pesat, untuk bersama dengan para dokter dan
para ahli demografi ( ilmu penduduk ) meneliti dan memecahkan masalah keluarga
berencana. Ilmu antropologi yang tidak ketinggalan dalam penelitian-penelitian
itu, telah mengembangkan dengan sangat pesat suatu spesialisasi baru, yaitu
antropologi penduduk atau population anthropolgy.
Suatu
spesialisasi yang paling baru dalam antropologi, yaitu sub-ilmu antropologi
untuk psikiatri. Timbulnya sub-sub-ilmu antropologi spesialisasi membuka
kesempatan berkembangnya profesi-profesi baru untuk para ahli antropologi, di
luar profesi di perguruan atau dalam penelitian, yaitu profesi konsultan dalam
pemerintah daerah maupun nasional, dalam pusat-pusat kesehatan di tingkat
propinsi, dan dalam klinik psikiatri.
2.4 HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN
SOSIOLOGI
Persamaan
dan Perbedaan Antara Kedua Ilmu. Ditinjau sepintas lalu, maka seolah-olah
tidak ada perbedaan antara sub-ilmu antropologi yang baru tersebut di atas,
yaitu antropologi sosial dengan suatu ilmu lain yang sebutannya telah lama
dikenal umum, yaitu sosiologi.
Ilmu
antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur persamaan di bidang aneka warna
beribu-ribu masyarakat dan kebudayaan manusia di muka bumi ini, dengan tujuan
untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan kebudayaan
manusia pada umumnya. Sebaliknya, kalau ditinjau lebih khusus, akan tampak
beberapa perbedaan, yaitu :
1) Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai
asal-mula dan sejarah perkembangan yang berbeda
2) Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan
adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari
kedua ilmu itu
3) Asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah
menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua
ilmu masing-masing
Adapun ketiga perbedaan
tersebut di atas akan kita tinjau lebih mendalam seperti berikut :
Sejarah Perkembangan Sosiologi
Pada mulanya ilmu sosiologi hanya merupakan bagian dari ilmu filsafat.
Para ahli filsafat yang
menganalisa segala hal yang
ada dalam alam sekelilingnya, juga tidak lupa memikirkan tentang hal
masyarakatnya. Apabila dalam filsafat sosial berbagai macam pemikiran tentang
masyarakat manusia manusia masih dapat diklasifikasikan sejajar dengan adanya
aliran-aliran filsafat yang besar di dunia Eropa Barat, ketika ilmu sosiologi
memisahkan diri sebagai ilmu khusus, hal itu menjadi sukar.
Pokok Ilmiah Dari Antropologi Sosial Dan Sosiologi
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu itu
sejak mulanya hingga sekarang masih terutama tertuju kepada obyek-obyek
penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup diluar
lingkungan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika Modern. Sebaliknya,
sejarah perkembangan ilmu sosiologi menyebabkan bahwa ilmu itu sejak mula
hingga sekarang tertuju kepada obyek-obyek penelitian dalam masyarakat dan
kebudayaan bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika
Metode Ilmiah Dari Antropologi Sosial Dan Sosiologi
Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal menghadapi
aneka warna ( diversitas ) yang besar antara beribu-ribu kebudayaan dalam
masyarakat kecil yang tersebar di seluruh muka bumi, dan ini menyebabkan
berkembangnya berbagai metode mengumpulkan bahan yang khusus ke dalam, yang
kualitatif serta berbagai metode pengolahan dan analisa yang bersifat
membandingkan yang komparatif.
Sosiologi lebih banyak berpengalaman dalam hal meneliti gejala masyarakat
kekotaan yang kompleks dan kurang memperhatikan sifat aneka warna
dari hidup masyarakat dan kebudayaan manusia yang menjangkau seluruh dunia.
2.5 HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN
ILMU-ILMU LAIN
Antropologi
perlu bantuan ilmu-ilmu lain, dan sebaliknya ilmu-ilmu lain itu masing-masing
juga memerlukan bantuan antropologi. Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting di
antaranya adalah :
1. Ilmu geologi
2. Ilmu paleontologi
3. Ilmu anatomi
4. Ilmu kesehatan masyarakat
5. Ilmu psikiatri
6. Ilmu linguistik
7. Ilmu arkeologi
8. Ilmu sejarah
9. Ilmu geografi
10. Ilmu
ekonomi
11. Ilmu
hukum adat
12. Ilmu
administrasi
13. Ilmu
politik
Hubungan Antara Ilmu Geologi dan Antropologi
Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta
perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu paleo-antropologi dan
prehistori untuk menetapkan umur relatif dari fosil-fosil makhlukn primat dan
fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, serta artefak-artefak dan bekas-bekas
kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisan bumi.
Hubungan Antara Ilmu Paleontologi dan Antropologi
Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil
makhluk-makhluk dari kala-kala dahulu untuk membuat suatu rekonstruksi tentang
proses evolusi bentuk-bentuk makhluk dari kala-kala dahulu hingga sekarang,
tentu juga sangat diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori.
Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi
Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi
Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi
Hubungan antara ilmu linguistic dan antrpologi
Hubungan antara ilmu arkeologi dan antropologi
Hubungan antara ilmu sejarah dan antropologi
Hubungan antara ilmu geografi dan antropologi
Hubungan antara ilmu ekonomi dan antropologi
Hubungan antara ilmu hokum adat Indonesia dan antropologi
Hubungan antara ilmu administrasi dan antropologi
Hubungan antara ilmu politik dan antropolog
2.6 METODE ILMIAH DARI
ANTROPOLOGI
1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah
segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan
pengetahuan. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai oleh para sarjana ilmu yang
bersangkutan melalui tiga tingkat, yaitu:24
1) Pengumpulan data
2) Penentuan ciri – ciri umum dan istem
3) Verivikasi
Untuk antropolgi-budaya, tingkat ini adalah
pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk
pengolahan secara ilmiah. Padahal umumnya, metode – metode pengumpulan fakta
dalam ilmu pengetahuan dapat digolongkan kedalam tiga golongan dan masing –
masing mempunyai perbedaan pokok,yaitu:
1)
Penelitian di lapangan
2)
Penelitian di laboratorium
3)
Penelitian dalam perpustakaan
Dalam penelitian di lapangan, peneliti dating sendiri
dan menceburkan diri dalam suatu masyarakat untuk mendapat keterangan tentang
gejala kehidupan manusia dalam masyarakat itu. Metode – metode itu terutama
berupa metode wawancara dan catatan hasil (field notes). Bahan nyata
yang tercatat dalam bentuk field notes harus diolah menjadi suatu
karangan deskripsi. Dengan peristiwa – peristiwa nyata yang tercatat dalam field
notes-nya, telah terjadi jarak yang disebabkan karena peneliti telah melakukan
abstraksi.
2. Penentuan Ciri
– ciri Umum dan Sistem
Proses berpikir secara ilmiah pada tahap ini,
menimbulkan metode – metode yang hendak mencari ciri – ciri yang sama
dan umum, di antara
Beragam
fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia.
Untuk
mencari ciri – ciri umum di antara beragam fakta masyarakat tersebut digunakan
berbagai metode perbandingan (metode komparatif). Metode komparatif biasanya
dimulai dengan metode klasifikasi.
Dalam
ilmu – ilmu alam, penentuan ciri – ciri umum dan system dalam fakta – fakta
alam dilakukan dengan cara mencari perumusan – perumusan yang menyatakan
berbagai macam hubungan yaitu hubungan kovariabel (artinya, kalau suatu fakta
berubah dengan cara yang tertentu, maka fakta – fakta lain yang berkaitan
dengan itu berubah juga), atau hubungan itu mungkin hubungan sebab – akibat
(artinya suatu fakta menyebabkan timbulnya berubahnya, atau hilangnya suatu
fakta yang lain).
Pada
abad ke-19 pernah ada para sarjana yang menganut anggapan sebaliknya yaitu
bahwa ilmu – ilmu sosial itu dapat merumuskan kaidah – kaidah mengenai semua
gejala kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia, tetapi sekarang anggapan
seperti itu telah berkurang didunia ilmiah.
3.Verifikasi
Ilmu
antropologi yang lebih banyak mengandung pengetahuan berdasarkan “pengertian”
daripada pengetahuan berdasarkan kaidah, mempergunakan metode – metode
verifikasi bersifat kualitatif. Lawan dari metode – metode kualitatif, yaitu
metode kuantitatif, mencoba menguji kebenaran dari “pengertian” dan kaidah –
kaidah itu dengan mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mengenai kejadian dan
gejala – sosial – budaya yang menunjukkan asas – asas persamaan.
2.7 Tenaga
Sarjana, Lembaga, Majalah, dan Prasarana Ilmu Antropologi
1.
Kehidupan Ilmiah
Suatu
cabang ilmu pengetahuan dikatakan hidup apabila para ahli di bidangnya
melakukan kegitan – kegiatan penelitian untuk memecahkan berbagai macam masalah
ilmiahnya. Dengan demikian para ahli lain dapat memeriksa kebenaran hasil
–hasil itu, atau dapat memakainya sebagai landasan untuk mengembangkan persoalan
– persoalan dan penelitian – penelitian lebih lanjut.
2. Para Tokoh
Antropologi
Pada
fase pertama perkembangannya, antropologi belum memiliki tokoh – tokoh ahli.
Para tokoh antropologi dari fase kedua merupakan tokoh – tokoh ahli ilmu
antropologi. Pada waktu itu juga ada ahli antropologi yang terpengaruh oleh
teori evolusi masyarakat, tetapi mereka lebih tertarik akan masalah sejarah
penyebaran kebudayaan suku bangsa diseluruh muka bumi dari satu benua ke benua
yang lain.27 Para tokoh antropologi dalam fase perkembangan
ketiga terutama berasal dari negara - negara yang mempunyai tanah jajahan. Para
tokoh antropologi dalam faseperkembangannya yang keempat, pada mulanya berasal
dari Amerika Serikat.
3. Lembaga –
lembaga dan Majalah – majalah Antropologi
Salah satu majalah antropologi yang paling
penting dan perlu dimiliki oleh tiap ahli antropologi yang paling penting dan
perlu dimiliki oleh tiap ahli antropologi atau tiap orang yang mau menjadi ahli
antropologi adalahCurrent Anthropology, diterbitkan oleh University of Chicago
Press.
Amerika adalah Negara yang mempunyai lembaga, organisasi,
dan perkumpulan antropologi yang terbanyak jumlahnya. Tiga penting diantaranya:
1) American
Anthropological Association
2) American
Association of Physical Anthropology
3) Instituteof
Human Relations
Lembaga – lembaga antropologi dari negara Inggris
amat penting untuk kemajuan ilmu antropologi pada umumnya, karena lembaga –
lembaga tersebut menerbitkan majalah – majalah ternama, yaitu:
1) Royal
Anthropological Institute of Great Britain and Ireland
2) International
Africa Institute
Dalam kalangan ilmu antropologi majalah –majalah
yang diterbitkan di Australia atau New Zealand juga penting:
1) Australian
National Research Council. Lembaga ini menerbitkan sebuah majalah
antropologi, Ocenia.
2) Polynesian
Society. Menebitkan sebuah majalah ilmiah yang selalu memuat karangan –
karangan dalam antropologi, yaituJournal of the Polynesian Society.
Negara Jerman, Australia, dan Swiss juga
merupakan negara – negara dimana terdapat lembaga – lembaga antropologi yang
selain mengasuh suatu majalah ilmiah, juga telah berjasa dalam hal membiayai
ekspedisi – ekspedisi ilmiah ke berbagai daerah di muka bumi, yaitu:
1) Deutsche
Gesellschaft fur Volkerkunde di Brauns – schweig, menerbitkan majalah Zeitchrift
for Ethnologie.
2) Frobenius
Institut di Frankfurt, menerbitkan majalah antropologi bernama Paideuma,
Mitteilungen zur Kulturkunde.
3) Anthropos
Institut di Freibourg, mengasuh majalah antropologi bernama Anthropos.
Selain lembaga – lembaga tersebut tersebut di
atas masih ada beberapa lembaga ilmiah di negera lain yang juga sangat penting
kegiatan penelitiannya di bidang antropologi di negara- negara yang
bersangkutan masing – masing, yaitu:
1) L’Insitut
d’Ethnologie di Paris.
2) Miklukho-Maklai
Institute of Ethography di Uni Soviet.
3) Institute
Nacional de An thropologie e Historia di Meksiko.
4. Kamus dan Atlas Antropologi
Dalam ilmu antropologi, selain ada sebuah kamus kecil yang disusun oleh
C. Winick, berjudul Dictionary of Anthropology (1958) disusun pula
dua buah kamus antropologi yang besar, yaitu: kamus umum berjudul
Dictionary of Anthropology yang disusun W.H Lindig, sedang satunya lagi sebuah
kamus khusus mengenai istilah – istilah ilmiah dalam enam bahasa (Inggris,
Prancis, Jerman, Spanyol, Jepang, dan Rusia) berjudulMultilingual Glossary of
Anthropological Terms disusun oleh suatu tim ahli antropologi dibawah
redaktur G. Mostny.
Dalam
kepustakaan ilmu antropologi memang ada sebuah tua susuna G. Gerland, berjudul
Atlas der Volkerkunde (Atlas Ilmu bangsa – bangsa ) yang terbit tahun 1892.
Atlas itu sekarang sudah menjadi buku antik yang sulit didapat.
Atlas
– atlas yang lebih muda usianya adalah yang disusun oleh seorang ahli geografi
Jerman, H. Bernetzik, berjudul Die Grosse Volkerkunde, terbitan 1930. Sebuah
atlas kecil berjudul An Ethno- Atlas diterbitkan oleh R.F. Spencer tahun 1956,
sedang pengarang buku ini pernah juga menyusun sebuah Atlas Ethnografi Sedunia
(1968) dalam bahasa Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
2.4 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Fase-fase perkembangan ilmu
antropologi ada empat, kemudian terdapat pula lima ilmu bagian dari antropologi
yaitu: paleo-antropologi, Antropologi fisik, Etnolinguistik, Prehistori,
Etnologi.
Ilmu Antropologi tidak hanya
berhubungan dengan sosiologi tetepi antropologi juga berhubungan dengan ilmu
Geologi, Paleontologi, Anatomi, Kesehatan Masyarakat, Pskiatri, Linguistik,
Arkeologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Hukum adat, Administrasi dan politik.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat.1990.Pengantar Ilmu
Antropologi,Jakarta:Rineka cipta.
untuk file dalam bentukpowerpoint dapat didownload disini