Selasa, 14 Januari 2014

Perjuangan Pangeran Diponegoro Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia

Nama  : Nur Inayah
NIM     : 1201413034
Prodi    : Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan

Perjuangan Pangeran Diponegoro Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia
            Radan Mas Ontowiryo atau yang sering kita kenal dengan sebutan Pangeran Diponegoro ini adalah putra tertua dari Sri Sultan Hamegkubuono II dengan Raden Ayu Mangrawati, yaitu keturunandari Kyai Ageng Prampelan, seorang ulama yang sangat disegani pada masa panembahan Senopati saat beliau mendirikan kerajaan Mataram. Sejak kecil, Pageran Diponegoro diasuh oleh neneknya, yang bernama Kanjeng Ratu Ageng. Tatkala di Istana kerajaan terjadi ketegangan dan keributan, Kanjeng Ratu Ageng meninggalkan istana bersama cucunya yaitu Pangeran Diponegoro ke Desa Tegalrejo, yang terletak di sebelah barat Yogyakarta. (Anwar Kurnia, 2002:79)

Pangeran Diponegoro adalah putera seorang raja, tetapi beliau tidak senang tinggal di istana dan hidup berfoya-foya disana. Pangeran Diponegoro lebih suka hidup biasa seperti rakyat pada umumnya. Pangeran Diponegoro bukan hanya pahlawan nasional terbesar dari masyarakat pulau Jawa yang berjuang melawan Pemerintah Kolonoal Hindia Belanda yang semata-mata hanya karena urusan tanah dan tahta. Tetapi, Pangeran Diponegoro adalah keturunan bangsawan dari Jawa yang sangat mendalami dan mengerti ajaran agama Islam. Pangeran Diponegoro merupakan sosok pahlawan yang pemberani demi mewujudkan sebuah cita-cita luhur bangsa Indonesia.
            Pangeran Diponegoro tinggal di Desa Tegalrejo, tetapi dalam urusan pemerintahan di Yogyakarta, Pangeran Diponegoro tetap bertugas dalam suatu dewan perwalian. Selain itu Pangeran Diponegoro juga pempunyai pengaruh yang luas di kalangan rakyat Yogyakarta, dan Rakyat Indonesia pada umumnya. Mengetahui hal itu, Belanda tidak seuju, karena Belanda menganggap itu dapat menghalangi cita-cita untuk menguasai kesultanan Yogyakarta. Oleh sebab itu, setiap gerak gerik yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro selalu diawasi oleh Pemerintah Belanda. Hal itulah yang menjadi awal timbulnya benih permusuhan antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda.
Dengan demikian maka, alangkah baiknya jika kita mengetahui bagaimana sejarah kehidupan serta peran Pangeran Diponegoro dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Karena selain berjuang untuk merebut tanah dari kekuasaan Belanda Pangeran Diponegoro juga berjuang memperjuangkan kemerdekaan seluruh tanah bumi pertiwi.
            Setelah kekalahannya dalam Peperangan ea Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak di wilayah jajahannya. Selain itu, mereka juga melakukan monopoli usaha dan perdagangan untuk memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktik monopoli yang dilakukannya itu sangat meresahkan rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita. Untuk semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu diantaranya adalah Kerajaan Yogyakarta.
            Di Yogyakarta Pangeran Diponegoro mempunyai pengaruh terhadap masyarakat, apalagi setelah beliau diangkat sebagai kepala pemerintahan disuatu dewan perwalian. Belanda tidak menyenangi Pangeran Diponegoro menduduki dewan perwalian di Yogyakarta.
            Dalam rangka melawan kekuasaan Belanda di kerajaan Yogyakarta, maka terjadilah pertempuran di sana . Pertempuran tersebut dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. (Radan Mas Ontowiryo), Putra tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono II. Semangatnya dalam menumpas kedudukan Belanda di tanah jawa sangat besar hingga sulit dikalahkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Hingga Belanda melakukan taktik kelicikan dengan menangkap dan mengasingkan Pangeran Diponegoro. Saat mereka mengadakan perundingan di kediaman Residen Kedu. Hingga akhirnya di tempat pengasingannya itu, Pangeran Diponegoro wafat. (Suparman, 1945:49 )

Sebab-Sebab terjadinya Perang Diponegoro.
            Dalam rangka menumpas kekuasaan Belanda di tanah Jawa terdapat sebab-sebab, baik sebab umum maupun sebab khusus. Adapun sebab umum dari terjadinya perang Diponegoro adalah sebagai berikut:
            Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok tanah milik Diponegoro di Desa Tegalrejo. Pada saat itu memang Pangeran Diponegoro sudah membenci kelakuan Belanda karena Belanda selalu ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan di Yogyakarta.
            Perlawanan Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1830 ini, disebabkan oleh reaksi dari sistem yang diciptakan dan diwariskan oleh Reffles dan Daendles, antara lain:
·         Keraton merasa dihina dan diturunkan martabatnya, karena sejak jatuhnya Mataram ketangan pemerintah kolonial, maka berdirinnya keraton seakan-akan hanya karena kemurahan hati pemerintah kolonial. Selain itu, kekuasaan raja juga terus menerus diperkecil dengan cara membagi kerajan Mataram menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Mereka juga menyamakan kedudukan raja dengan kedudukan pegawai tingi serta melarang para bangsawan menyewakan tanahnya kepada perusahaan asing.
·         Rakyat mengalami penderitaan karena diperas berbagai sitem pajak, antara lain pajak lalu lintas, pajak ternak, pajak tanah, pajak rumah, pajak hasil bumi. Akibat perbuatan pegawai kolonial yang sewenan-wenang terhadap rakyat. Pada tahun 1825 Belanda bermaksud membuat jalan baru dari Yogyakata ke Magelang melalui wilayah Desa Tegalrejo, dengan melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro. Tindakan itu menimbulkan amarah Diponegoro semakin meluap-luap. (Anwar Kurnia, 2002:80)
Sebab khusus dari terjadinya perang Dipenegoro adalah sebagai berikut:
·         Belanda akan membuat jalan raya yang melewati makam leluhur Diponegoro tanpa meminta izin terlebih dahulu.
·         Pangeran Diponegoro mencabuti patok-patok yang telah ditancapkan oleh Belanda.
Melihat tidakan Pangeran Diponegoro seperti itu, Maka Residen Smisaert meminta Pangeran Mangkubumi agar membujuk Pangeran Diponegoro untuk menghadapnya. Permintaan Residen Smisaert ditolak oleh Diponegoro, dan Pangeran Mangkubumi kemudian ikut bergabung dengan Diponegoro untuk melawan Belanda.
Pada tanggal 20 Juli 1825, Belanda dibantu Patih Danurejo IV untuk menyerang kediaman Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo. Ketika itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi sedang berada di Pendopo Kerajaan. Pangeran Diponegoro semula tidak mau mundur, tetapi setelah didesak oleh Pangeran Mangkubumi, akhirnya Pangeran Diponegoro berhasil meloloskan diri melalui pintu samping kediamannya. Pangeran Diponegoro menaiki kudanya diikuti oleh Pangeran Mangkubumi menuju Selarong yang berada di sebelah barat Yogyakarta.
Kini perang mulai berkobar, daerah Kesultanan Yogyakarta mendapatkan bantuan dari berbagai golongan, diantaranya :
Golongan ulama yang terdiri dari Kiai Mojo dan Kiai Hasan Besari, golongan bangsawan yang terkenal yaitu Sentot Prawirodirjo, dan golongan petani.
Lalu mereka berkumpul dan menyusun taktik perang. Dan taktik perang yang akan gigunakan oleh Pangeran Diponegoro dan pasukannya adalah bergerilya (berpindah dari satu tempat ke tempat lain), misalnya: dari Yogyakarta ke Selarong, Plered, Dekso, Pengasih, bahkan sampai ke Jawa Timur. (Anwar Kurnia, 2002: 80)
Proses Terjadinya Perang Diponegoro.
            Permusuhan antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda berawal ketika Belanda memasan patok-patok jalan melalui Desa Tegalrejo. Rupanya, jalan yang akan dibangun itu melintasi tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro. Melihat hal itu, Pangeran Diponegoro menjadi marah. Kemudian Pangera Diponegoro mencabuti patok-patok jalan itu.
            Setelah kejadian itu, Residen Belanda yang bernama A.H. Smiseart meminta Pangeran Diponegoro untuk menghadapnya namun permintaan itu secara tegas ditolak oleh Pangeran Diponegoro. Akibatnya, pada tanggal 21 Juli 1825 sekitar pukul 17.00 WIB pasukan Belanda menembakkan meriam ke Desa Tegalrejo. Penyerangan pasukan Belanda ini membuat rakyat berbondong-bondong datang ke Pendopo Tegalrejo. Mereka bermaksud mendukung Pangeran Diponegoro. Akhirnya pusat pertahanan Pangeran Diponegoro yang semula berada di Tegalrejo karena adannya seranan itu dan adanya usulan dari Pangeran Mangkubumi, maka dipindahkan ke daerah Selarong.
            Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan invantri, kaveleri dan artileri yang sejak perang Napoleon, menjadi senjata andalan dalam pertempuran antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Pangeran Diponegoro. Front pertempuran ini terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Pulau Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi, begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan yang dibutuhkan dalam perang. Perang Diponegoro ini mendapat dukungan dari rakyat Tegalrejo. Dari Tegalrejo rakyat pendukung Pangeran Diponegoro beserta pasukannya bergerak ke Bukit Selangor. Disinilah Diponegoro dan rakyatnya membuat daerah pertahanan dan menyusun strategi penyerangan. Para rakyat bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun stategi perang tersebut. Misalnya informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, dan curah hujan. Itu semua menjadi berita utama karena taktik dan strategi hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi.
            Serangan-serangan besar oleh rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan musim penghujan. Karena musim hujan merupakan waktu yang paling baik untuk bekerjasama dengan alam. Bila musim penghujan tiba, Gubernur Belanda akan melakukan usaha-usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan sering kali terjadi dengan deras, membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Begitu pula berbagai peyakit banyak bermunculan pada musim hujan. Misalnya penyakit malaria dan disentri yang selalu menyerang pada waktu musim penghujan. Dengan adannya penyakit tersebut, dapat menjadi kabar baik bagi bangsa Indonesia, sebab penyakit tersebut dapat melemahkan moral dan kondisi fisik pasukan Kolonial Belanda, bahkan dapat pula merenggut nyawa pasukan Kolonial Belanda.
Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengkonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator. Mereka bergerak
dari desa ke desa,bahkan sampai ke kota,hanya untuk memecah belah dan menekan anggota keluarga parapemimpin kerajaan dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang untuk melawan Pemerintah Belanda.
            Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang pasukan serdadu,ini yang belum pernah terjadi pada zaman itu, Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka maupun metoda perang gerilya yang dilaksanakan melalui berberapa taktik dan penghadangan yang sebelumnya belum pernah dipraktikan.
            Pecahnya perang Diponegoro ini tersiar kesegala penjuru daerah sehingga para ulama, kaum bangsawan, dan para bupati dari berbagai daerah berdatangan ke Selangor mereka diantarannya yaitu Kyai Mojo dari Pajang Surakarta, Sentot Alibasyah Mustofa Prawirodirjo, putra bupati Mancanegara Timur (Maos Pati), Kyai Kasan Bashari(ulama) ikut membantu jalannya Perang Diponegoro. (Suparman, 1995: 47)
            Dari Selarong tentara Pangeran Diponegoro mengepung kota Yogyakarta. Dengan siasat gerilyannya yang mendadak dan menyergap musuh memperlihatkan bahwa sebenarnya Diponegoro adalah panglima perang yang cakap dan canggih, berkali-kali pasukan Belanda dikepung dan dibinasakan oleh Pangeran Diponegoro. Melihat semua itu, Belanda mulai cemas, dan dipanggilnya tentarannya yang berada di Sumatra, Sulawesi, Semarang, dan Surabaya bahkan, dengan terpaksa Belanda juga mendatangkan pasukan tambahan dari negeri Belanda sendiri, untuk membantu pasukan Belanda yang ada di Pulau Jawa, untuk menghindari serangan pasukan Pangeran Diponegoro. Namun usaha Pemerintah Belanda itu sia-sia, pasukan tambahan tersebut dapat dihancurkan oleh Diponegoro. Karena gerakan Pangeran Diponegoro mendapatkan kemenangan, akhirnya gerakan Diponegoro meluas sampai ke Banyuwangi, Kedu, Surakarta, Semarang, Demak, dan Madiun. Kemenagan-kemenangan Pangeran Diponegoro itu membakar semangat rakyat Indonesia, sehingga banyak rakyat yang ikut bergabung dalam pertempuran tersebut. Sebaliknya, akibat pertempuran yang dilakukan pada tahun 1825-1826 tersebut, Belanda banyak mengalami kekalahan, sehingga pada tahun 1827, Pemerintah Belanda mengangkat Jendral De Kock menjadi panglima seluruh pasukan Belanda. Kemudian Belanda menyusun siasat perang baru yang dikenal dengan sebutan Benteng Stelsel yaitu daerah yang dikuasainya didirikan benteng-benteng untuk mengawasi daerah-daerah sekitarnya. Antara benteng yang satu dengan benteng yang lainnya dihubungkan dengan pasukan gerak cepat. Tujuan utama didirikannya benteng stelsel ini adalah untuk membatasi ruang gerak pasukan Pangeran Diponegoro, serta memutuskan jaringan kerja antar pasukan dari Pangeran Diponegoro, serta untuk menekam pertahanan Pangeran Diponegoro agar cepat menyerah kepada Pemerintah Belanda. (Suparman, 1995:48)
            Di samping menerapkan siasat Benteng Stelsel itu, Belanda juga mengusahakan penyelesaian secara damai lewat perundingan pada tanggal 9-23 Agustus 1827. Pihak Diponegoro diwakili oleh Kyai Mojo dan Abdulrahman, tetapi usaha itu gagal. Perang berkobar lagi. Pemimpin pasukan Diponegoro yang tertangkap oleh Belanda yaitu Suryo Mataram, Ario Prangwadono, Pangeran Serang dan Notoprojo. Dengan adanya Benteng Stelsel kedudukan Belanda semakain kuat. Walaupun Belanda berhasil mempersempit daerah kekuasaan Diponegoro dengan benteng stelsel. Namun pasukan Belanda tetap mendatangkan pasukan dari berbagai daerah. Belanda telah memnggunakan pasukan Paku Alam dan Mangkunegoro untuk menghadang gerak pasukan Diponegoro. Belanda juga terus membujuk para pangeran di Magelang untuk menghentikan perlawanan dengan janji akan diperlakukan dengan baik dan akan diakui kedudukannya maka banyak pangeran yang menyerah itu diantara Notoningrat, Aria Sapak dan Sosrodinoyo tetapi pasukan Sentot Prawirodirjo tetap melakukan pertempuran di sebelah barat Yogjakarta.

Akhir Perjuangan Diponegoro.
            Untuk mempercepat berakhirnya perang, Belanda bersedia memberi hadiah 50.000 gulden bagi siapa yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro, tetapi tidak ada yang berani. Akhirnya Belanda mengirim surat kepada Pangeran Diponegoro yang isinya Belanda menawarkan penyelesaian damai dengan cara perundingan. Dalam perundingan Belanda akan menjamin keamanan, keselamatan, dan kebebasan untuk kembali ke medan perang seandainya itu gagal. Pangeran Diponegoro bersedia menerima tawaran itu, dan pada tanggal 28 Maret 1830 dilangsungkan perundingan antara Pemerintah Belanda dengan Pangeran Diponegoro di rumah Residen Kedu. Perundingan tu berakhir tanpa mendapatkan kesepakatan apa-apa, maka atas perintah rahasia dari Jendral De Kock, seusai perundingan Pangeran Diponegoro tiba-tiba di tangkap. Dengan tertangkapnya Pangeran Diponegoro membuat perlawanan rakyat di Jawa berangsur-angsur surut. Lalu Diponegoro oleh Belanda dibawa ke Batavia dan akhirnya diasingkan ke Manado pada tanggal 3 Mei 1830, tetapi kemudian dipindahkan lagi ke Makasar pada tahun 1834. sedangkan Kyai Mojo diasingkan ke Minahasa .Pada tanggal 8 Januari 1855 dalam usia 70 tahun Diponegoro akhirnya wafat di Makasar. (Suparman, 1995:49)
Dengan berakhirnya perjuangan Pangeran Diponegoro, semangat masyarakat Jawa untuk melawan dan mengusir penjajahan Belanda menjadi surut. Padahal sebelum Pangeran Diponegoro wafat, semangat masyarakat jawa sangat berapi-api hingga peduli mempertaruhkan nyawa sekalipun. Tidak sedikit dari masyarakat jawa yang wafat akibat perlawanan terhadap Belanda.
            Berakhirnya Perang Jawa yang merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya.

Kesimpulan
Dari penjabaran di halaman yang telah dijelaskan di depan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Pangeran Diponegoro merupakan putra pertama Sri Sultan Hamengkubuwono II sehingga tidak lain lagi beliau adalah Sri Sultan Hamengkubuwono III sekaligus pewaris tahta kerajaan di Yogyakarta. Walaupun Pangeran Diponegoro adalah putera seorang raja, beliau tidak senang tinggal di istana, karena adanya pengaruh dari Belanda. Karena Pengaruh dari Belanda membawa dampak yang sangat besar baik di kalangan keraton maupun di kalangan rakyat biasa. Oleh sebab itulah beliau tidak suka tinggal di istana.
Adapun pengaruh yang kurang baik diantaranya
a. Adat istiadat banyak yang dilanggar.
b. Ajaran agama diabaikan.
c. Uang dihambur-hamburkan untuk pesta.
Hal tersebut berakibat hidup rakyat menderita, tanah mereka dirampas oleh Belanda dan mereka harus membayar bermacam-macam pajak. Hal itu tentu saja sangat merugikan masyarakat setempat. Oleh karena itu Diponegoro berniat untuk melawan kekuasaan Belanda yang sangat sewenang-wenang terhadap rakyat. Selain itu ada berbagai macam sebab, baik sebab umum ataupun khusus untuk melawan kekuasaan Belanda di tanah jawa. Sebab umum tersebut antara lain, Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok tanah milik Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo. Pada saat itu memang Pangeran Diponegoro sudah membenci kelakuan Belanda karena Belanda selalu ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan di Yogyakarta. Adapun sebab khususnya adalah sebagai berikut:
·         Belanda akan membuat jalan raya yang melewati makam leluhur Diponegoro tanpa meminta izin terlebih dahulu.
·         Pangeran Diponegoro mencabuti patok-patok yang telah ditancapkan oleh Belanda.
peran Pangeran Diponegoro dalam kemerdekaan RI;
            Pangeran Diponegoro beserta rakyat bergabung untuk melawan dan mengusir Belanda dari tanah Jawa. Walaupun Pemerintah Belanda tetap bersikeras untuk bertahan di tanah Jawa serta melakukan perlawanan terhadap Pangeran Diponegoro. Namun Pangeran Dipenegoro memiliki taktik untuk bisa mengalahkan Pemerintah Belanda. Taktik perang tersebut adalah taktik perang Gerilya.
            Taktik gerilya membawa keuntungan dan kemenangan. Walaupun saat itu Belanda telah menggunakan senjata modern. Bahwa perilaku yang luhur Pangeran Diponegoro menimbulkan simpati baik di kalangan bangsawan sampai di kalangan rakyat jelata, yang akhirnya mereka bersatu untuk melawan Belanda. Mereka sangat bersemangat dalam mengusir Belanda bahkan nyawa dipertaruhkan untuk bisa mengusir Belanda. Harga diri dan kehormatan keluarga adalah segala-galanya bagi Pangeran Diponegoro. Namun tipu muslihat dan kelicikan Belanda menyeret Pangeran Diponegoro ke meja perundingan, sekaligus pengasingan beliau, sampai ajal menjemputnya.



Daftar Rujukan:
Suparman. 1995. IPS SEJARAH. Jakarta: Pustaka Mandiri.
Anwar Kurnia. 2002. IPS TERPADU. Jakarta: Yudistira.


Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi dasar negara dan kepribadian bangsa


MAKALAH
PENDIDIKANPANCASILA
“ Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi dasar negara dan kepribadian bangsa ”


Disusun Oleh :
NurInayah     ( 1201413034 )




PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliahPendidikanPancasila yang berjudul“Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi dasar negara dan kepribadian bangsa”
Penulis mengucapkan terima kasih  kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, tidak menutup kesempatan bagi pembaca yang hendak memberi kritik dan saran berkenaan dengan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Semarang, 21 Oktober 2013
Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang...................................................................................................
1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................................
1
C.     Tujuan penulisan makalah.................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pancasila.........................................................................................
3
B.     PancasilasebagaiFalsafah/ PandanganHidupbangsaindonesia.....................
5
C.     PancasilasebagaiIdeologiDasar Negara..........................................................
7
D.    PancasilaSebagaiJiwa Dan KepribadianBangsa Indonesia
10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................

A.    Kesimpulan........................................................................................................
12
B.     Saran..................................................................................................................
12
LAMPIRAN..................................................................................................................
13













BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup bangsa Indonesia serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai ideologi dasar Negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita pahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti: Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia , Pancasila sebagai kepribadian  hidup bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempersempit lingkup pembahasan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1.      Apa pengertian pancasila?
2.      Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi dasar negara dan kepribadian bangsa, itu bagaimana?
E.     Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah-satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila, untuk mengetahui tentang “Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi dasar negara dan kepribadian bangsa” serta untuk mengetahui tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular.  Pancasila ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan Pancasila yang  tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.      Persatuan Indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Adapun fungsi dari pancasila, antara lain :
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori Von Savigny artinya bahwa setiap Bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada jaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo dalam tulisann beliau dalam Pancasila. Beliau mengatakan antara lain bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah Hari Lahir istilah Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia
            Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan Bangsa lain. Ciri Khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian.
            Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Artinya Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari dan juga merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain.
            Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia atau Dasar Falsafah Negara atau Philosofis Granslog. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara, atau pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan bunyi pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
             Pancasila sebagai sumber dari segala sumber Hukum. atau sumber tertib hukum bagi Negara Republik Indonesia. Sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak Bangsa Indonesia. Cita-cita itu meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan Individu, kemerdekaan Bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial dan perdamaian Nasional. Cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara. Cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan.
            Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara atau Proklamasi 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia belum mempunyai Undang-undang Dasar Negara yang tertulis. 18 Agustus 1945 disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan penjelmaan atau wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur itu untuk membela Pancasila untuk selama-lamanya.
            Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur Negara Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Karena pembukaan Undang-undang Dasar 1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi yaitu jiwa Pancasila, sehingga Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa indonesia. Cita-cita luhur inilah yang akan disapai oleh Bangsa Indonesia.
             Pancasila sebagai palsafah hidup yang mempersatukan Bangsa. Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi Bangsa Indonesia untuk mempersatukan Rakyat Indonesia.
B.       Pancasila sebagai Falsafah/ Pandangan Hidup bangsa indonesia.
     Kata falsafah (Filsafat) berasal dari bahasa Yunani yaitu phiilosophia: philo/philos/philein yang artinya cinta dan Sophia yang berarti Kebijakan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat dari ssegala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
·         Aspek ontologi, pancasila sebagai sistem filsafat bahwa kebulatan sila-sila yang utuh itu mutlak ada, tidak dapat tidak dah hakiki.
·         Aspek epistemologis, pancasila sebagai sistem filsafat bahwa keberadaannya diroses dengan menggunakan metode tertentu, yang oleh Notonegoro metodenya disebut analitiko sintesa atau induksi (penimpulan dari hal khusus ke umum).
·         Aspek aksiologis, pancasila sebagai sistem filsafat secara keseluruhana bulat, utuh mengandung nilai manfaat yaitu mempersatukan bangsa indonesia yang beraneka ragam, acuan moral, dijadikan cita-cita bersama sebagai ideologi bangsa dan negara.
·         Aspek antropologis, pancasila sebagai sistem filsafat bertitik tolak pada hakikat manusia yang monopluralis yang  terdiri dari susunan kodrat monodualis jiwa raga, kedudukan kodrat monodualis berdiri sendiri mahluk Tuhan, sifat kodrat monodualis mahluk individu sosial.
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang – ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai – nilai luhur pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari – hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain. Dengan begitu masing – masing pandangan hidup dapat beradaftasi artinya pandangan hidup perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun kehidupan kelompok.
Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karna itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan negerinya.
C.  Pancasila sebagai Ideologi Dasar Negara
Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideasatau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita. Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
Pengertian Dasar Negara
      Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu yang amat penting. Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan. Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara, norma bernegara.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
    Pancasila sebagai dasar negara RI berarti pancasila itu dijadikan dasar dari berdirinya NKRI dan mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Sebagai dasar negara maka pancasila mempunyai sifat imperative, atau bersifat mengikat, artinya sebagai norma- norma hukum yang tidak boleh dikesampingkan atau dilanggar, sedangkan jika melanggar dapat berakibat hukum dikenakan suatu sangsi. Perundang-undangan, yang memuat ketentuan yang menegaskan antara lain :
1.      Sumber hukum dasar nasional adalah pancasila sebagaimana yang ditulis dalam pembukaanUUD 1945.
2.      Tata urutan perundang-undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukumdibawahnya.
Namun berdasarkan UU Nomor 10/2002, urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah :
a.UUD 1945
b.UU (undang-undang)
c.Perpu (peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang)
d.PP (peraturan pemerintah)
e.Perpres (peraturan presiden)
f. Perda (peraturan daerah)
Karakteristik Pancasila dan Makna ideologi bagi negara
·         Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis
·         Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis
·         Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam
·         Ideologi mencakup beberapa strata dan panutan
Fungsi Ideologi
·         Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia
·         Ideologi berfunsi sebagai panduan
·         Ideologi berfungsi sebagai lensa, melalui mana seseorang dapat melihat dunianya: sebagai cermin, melalui mana seseorang dapat melihat dirinya: dan sebagai jendela, melalui mana orang lain dapat melihat diri kita.
·         Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus fungsi integratif.
Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara
                       Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan “kesatuan dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam kesatuan”.
D.    Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia
            Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri salah satunya yaitu merupakan  Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.



BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
          Salah satu fungsi pancasila adalah sebagai kepribadian bangsa yang berarti pancasila merupakan pencerminan dari jati diri bangsa Indonesia yang mana hal itu adalah pembanding antara bangsa kita dengan bangsa lain.  Pancasila mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia, karena pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita.

B.           Saran
kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap  warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.



DAFTAR PUSTAKA

A.T. Soegito, dkk. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang: pusat pengembangan MKU-MKDK UNNES.
Srijanto Djarot, Drs. Waspodo Eling BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Sekolah Menengah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
Pangeran Alhaj S.T.S Drs. Surya Partia Usman Drs. 1995 Materi Pokok
Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila.
Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II / MPR / 1987.
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124